" LOVE YOUR SELF "
Oleh : Nurul Suharti
Ternyata begini yaa rasanya menjadi dewasa,
dulu pas waktu kecil pengen banget jadi orang dewasa, sekarang giliran sudah
dewasa malah pengen jadi kecil lagi, masa kecil yang isi dunianya hanya bermain
dan belajar tanpa memikirkan kehidupan dirinya sendiri apalagi orang lain.
Sekarang fasenya sudah berbeda, fase dimana menjadi orang dewasa yang isi
kepalanya dipenuhi dengan fikiran yang bercampur aduk, fikiran yang tidak hanya
memikirkan diri sendiri, tapi juga memikirkan orang lain.
Kehidupan memang sangat tidak bisa ditebak,
banyak hal yang harus di gakpapa-in dan itu yang aku rasain sekarang. Ditambah
dengan aku yang sekarang menempuh pendidikan di tempat yang lumayan jauh dari
orang tua, rasanya agak berat, tapi ini sudah menjadi pilihanku dari awal. Aku
yang memilih untuk jauh dari orang tua dan aku yang harus siap menghadapi ini
semua. kalo dibilang kangen ya kangen, kangen banget malahan, pulang yang hanya
setahun sekali membuatku menjadi momen berharga pada saat aku pulang ke rumah,
tapi Alhamdulillah nya zaman sekarang sudah modern, zaman yang dimana aku tidak
perlu mengirim surat dan menuggu balasan berminggu-minggu seperti orang zaman
dulu, seiring berkembangnya zaman dengan adanya alat komunikasi seperti
sekarang yang bisa dipakai dimana saja dan kapan saja bisa mebantu aku
mengurangi rasa rindu kepada mereka. Aku tipe orang yang suka kepikiran, jadi
hampir setiap hari aku menelpon atau pun video call, dan kalo aku tidak sempat
pun aku selalu usahain ada kabar disetiap harinya walaupun hanya sekedar
mengirim pesan berisi salam, lagi sibuk atau tidak, dll.
Memang benar yang pernah orang bilang
bahwasanya “Dewasa tidak bisa dilihat dari umurnya, tapi bisa dilihat bagaimana
dia menyikapi suatu permasalahan”. Dari dulu aku selalu memikirkan kepentingan
orang lain daripada diri sendiri, tapi semakin kesini semakin aku berfikir
bahwa self love itu juga penting, egois terhadap orang lain itu juga penting,
tapi yaa harus menyesuaikan kondisi. Karena di dunia ini kita tidak bisa hidup sendiri, mungkin
sekarang kita bisa melakukan apapun sendiri, tapi belum tentu besok bisa. Aku
paling susah buat benci sama orang, walaupun pernah ya benci pas waktu kejadian
yang aku gak suka, selebihnya aku anggap seperti biasa. Karena aku selalu memposisikan
bagaimana kalau aku yang ada di posisi dia, bagaimana kalo aku benci terus dia
balik benci dan masih banyak lagi alasan kenapa aku tidak cepat bahkan tidak
bisa membenci orang lain. Sama seperti yang banyak orang bilang, kalo aku mudah buat memafkan orang lain tapi tidak
mudah untuk melupakan kejadiannya, Allah aja Maha pemaaf masa kita tidak iya
kan.
Jujur, sekarang aku lebih sering Overthinking,
memikirkan hal-hal yang seaharusnya tidak aku fikirkan, dari masalah
pertemanan, percintaan, dan masa depan. Mungkin bukan hanya aku sendiri yang
merasakan itu, dan aku yakin 98% remaja di zaman sekarang juga merasakan hal
yang sama. Hal yang paling sering aku fikirkan saat ini adalah masa depan, aku
selalu memikirkan bagaimana aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku, bagaimana
aku bisa membalas semua yang telah mereka berikan, yang walupun mereka tidak
pernah sama sekali menuntut itu, tapi aku selalu memikirkannya. Pesan mereka
tidak berat , cukup aku belajar dengan sungguh-sungguh dan selalu mendoakan
mereka sudah sangat bersyukur, masalah kedepannya mereka selalu yakin bahwa
Allah sudah menyiapkan dan mengatur semua dengansebaik mungkin, mau itu rezeki atau pun jodoh.
Di umur yang penuh dengan misteri seperti
sekarang, kita juga bisa belajar bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan baik,
karena tujuan utama aku sekarang adalah kuliah, berarti aku harus siap dan
berkomitmen untuk bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Bukan
untuk bersaing atau pun yang lain, tapi aku hanya ingin menjadi yang lebih baik
dari aku yang sebelumnya. Dulu aku sering membandingkan diriku dengan orang
lain yang mungkin pencapaiannya lebih tinggi, lebih cepat dari pada aku, disana
aku merasa seperti tidak berkembang, tidak maju, bahkan pernah merasa menjadi
orang yang paling bodoh yaa. Tapi tidak untuk sekarang. Jika aku terus
menjadikan orang lain sebagai standar
atau tolak ukur kesuksesan seseorang pasti sampai kapan pun tidak akan pernah
tercapai. Jadi untuk aku atau pun kita yang sekarang sedang berproses, mari
menjalaninya dengan niat yang benar, dengan keikhlasan, dan jangan sampai
muncul di hati kita kebencian terhadap orang lain. kita memang punya tujuan
yang sama, tetapi kita juga punya jalan masing-masing, kita punya kapasitas
kemampuan masing-masing, dan kita harus menjadi diri kita sendiri.
“ Setiap orang mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, jadi jangan pernah membandingkan dirimu dengan
orang lain, love your self before you love others, and you’re the best version
of yourself.”
0 Komentar