" Muhammad Sang Panutan "
Oleh : Aisyah Putri
Dahulu kala ada sebuah negeri yang
terletak di sebelah utara dekat dua kerajaan besar adidaya yang hidup pada masa
itu yaitu Kerajaan Persia dan Romawi. Dua kerajaan besar ini hidup dalam
peperangan militer yang berkepanjangan. Karena kedekatan wilayah dengan dua
kerajaan besar itulah menjadikan negeri ini sebagai pusat perniagaan terbesar
dan tempat transit bagi para pedagang asing untuk melakukan transaksi bisnis.
Selain perdagangan, negeri ini juga terkenal dan sukses dalam bidang bisnis
lainnya seperti peternakan, perkebunan dan pertanian.
Walaupun negeri ini terlihat sukses dalam
berbagai bidang bisnisnya, namun masyarakat dalam negeri ini kental dengan
fenomena praktek amoral dan menyimpang. Mereka terbiasa hidup berdampingan
dengan perilaku-perilaku biadab yang dilakukan oleh sebagian kaum elite di
negeri itu yang terdiri dari saudagar, bangsawan dan pedagang kaya. Bayi-bayi
perempuan dikubur hidup-hidup, perempuan-perempuan yang hanya dijadikan sebagai
objek pelampiasan seks, pencurian dan pemerasan terhadap kaum miskin, perilaku
mesum yang biasa ditemui di jalan-jalan, perbudakan dan perjudian.
Undang-undang atau aturan yang terdapat
di negeri ini juga bersifat diskriminatif dan selalu berpihak kepada kaum
elite. Tuhan-tuhan para kaum elite ini adalah patung-patung yang terbuat dari
batu yang buta, tuli dan bisu. Tuhan-tuhan ini tidak pernah memihak kepada
kebenaran dan posisi tuhan-tuhan ini hanya sebagai simbol bagi kaum elite untuk
bertindak semena-mena dan zalim terhadap rakyat miskin. Negeri ini adalah
Makkah. Negeri dengan kehidupan yang penuh dengan penindasan dan kebrutalan. Di
tengah kekacauan negeri inilah lahir seorang anak laki-laki mulia yang diberi
nama Muhammad yang berarti terpuji. Muhammad lahir dalam keadaan yatim dan saat
berusia enam tahun, ibunya Aminah meninggalkan Muhammad selama-lamanya.
Muhammad kecil tumbuh menjadi seorang anak yang kuat hatinya dan mandiri dalam
pengasuhan pamannya, yaitu Abu Thalib.
Saat Muhammad beranjak dewasa ia mulai
banyak merenung dan hatinya merasa gundah melihat kehidupan sosial di
sekitarnya yang penuh dengan kejahatan dan penindasan. Ia mulai berfikir dan
mencari cara bagaimana menemukan solusi untuk perbaikan sistem sosial di
tengah-tengah masyarakat Makkah. Saat itu Muhammad adalah seorang yang
sangat terkenal di kalangan masyarakat Makkah dengan kepribadiannya yang jujur,
dapat dipercaya, lemah lembut, suka memberi makan orang yang kelaparan,
menjauhi kemaksiatan, selalu menepati janji dan menyambung silaturahim. Khadijah,
salah seorang istri Muhammad, perempuan kaya dan terhormat selalu mempercayai
Muhammad dan mendampinginya dalam suka dan duka sampai saat Muhammad menginjak
usia empat puluh tahun beliau mendapatkan amanah dari Allah untuk diutus
sebagai Nabi dan Rasul. Muhammad kemudian berdakwah dan menyampaikan
ajaran-ajaran yang membawa kebaikan bagi seluruh alam. Visi ajaran yang dibawa
oleh Muhammad adalah tauhid dan menyempurnakan akhlak dalam bingkai sebuah
agama yaitu Islam. Ia mulai berdakwah di Makkah dan meyerukan untuk tidak
menyembah patung-patung dan hanya menyembah kepada Allah, memperbaiki akhlak
dengan melarang berbuat kejahatan seperti merampok, menindas kaum yang lemah,
menjauhi perbuatan zina dan memberikan persamaan hak dan kewajiban sesama
manusia tanpa memandang kedudukan. Selama dua puluh lima tahun Muhammad
berdakwah, beliau tidak pernah beristirahat dan tidak hidup untuk dirinya
sendiri. Beliau senantiasa bangkit dan berjuang menyerukan dakwahnya yang
membawa keadilan dan cinta kasih bagi seluruh alam walaupun halangan dan
rintangan selalu menyertainya. Sebagian kaum elite Makkah yang merupakan
suku Quraisy mulai terancam eksistensinya karena ajaran yang disebarkan oleh
Muhammad banyak merugikan mereka dari segi materi dan kedudukan. Sebenarnya
mereka sangat mengagumi akhlak dan kepribadian agung Muhammad namun mereka
tidak dapat menerima ide dakwah yang disampaikan oleh beliau. Begitulah ujian
bagi para pendakwah sejak dahulu hingga sekarang. Ketika kita sudah berupaya
secara maksimal dalam berdakwah namun ada sekelompok orang yang tidak menyukai
maka percaya lah bahwa sebenarnya yang mereka tidak suka adalah dakwahnya bukan
pribadi yang menyampaikan dakwah. Selama perjalanan dakwahnya, beliau dikenal
sebagai pribadi yang sangat sabar, pemaaf, tidak pernah membalas keburukan
seseorang dan selalu mewujudkan kedamaian dan keadilan diantara sesama manusia.
Saat beliau hijrah ke Madinah untuk melanjutkan dakwahnya, beliau mulai
mewujudkan visinya yaitu membangun negara Islam. Visi tersebut beliau
wujudkan dengan membangun masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar,
membuat perjanjian yang mengatur kehidupan sesama kaum muslimin dan mengadakan
perjanjian dengan kaum Yahudi. Inti dari perjanjiannya dengan pihak Yahudi
adalah bahwa Islam memberikan petunjuk bagaimana menghargai dan menghormati
pemeluk agama lain. Tidak memaksa non-Muslim untuk masuk ke dalam agama
Islam, saling menasihati dan tidak berbuat zalim. Hikmah dari perjanjian ini
telah menunjukkan adanya keadilan perilaku Muhammad terhadap mereka walau
perjanjian ini tidak berlangsung lama karena selang beberapa waktu kaum Yahudi
melanggar perjanjian dengan melakukan penipuan, pengkhianatan bahkan sampai
membunuh kaum Muslimin.
Agungnya akhlak Muhammad ini terlihat
pada tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari, sehingga ada seorang sahabat
mengungkapkan "ketika berbicara dengan Rasulullah kita merasa seakan kita
adalah satu-satunya yang paling beliau cintai. "Untuk itu tanamkanlah
bahwa dakwah yang sebenarnya ialah dakwah yang dimulai dengan perkataan lemah
lembut serta berperilaku baik agar seseorang yang kita dakwahi mudah luluh
hatinya dan bertaubat dari kekeliruan yang ia lakukan. Semua sifat baik yang
terkumpul dalam diri Muhammad dan ajaran Islam yang beliau bawa sangatlah
memuliakan manusia yang menjadikan beliau semakin sempurna dan dicintai oleh
seluruh makhluk hidup yang mengetahui sejarah beliau.
Visi ajaran yang dibawa Muhammad bagaikan
sebuah kurikulum pendidikan yang mencetak generasi Muslim dengan ilmu yang
mendalam, iman yang tinggi dan akhlak yang indah. Generasi Muslim yang hidup
pada masa Rasulullah ataupun sesudah itu sibuk berlomba-lomba menorehkan
prestasi untuk kegemilangan peradaban Islam. Lahirnya para ilmuwan,
cendekiawan, ulama-ulama disegala bidang menjadikan Islam berjaya selama 13
abad hingga menguasai dua pertiga dunia. Maka sudah seharusnya seorang muslim
menjadikan Rasulullah Muhammad saw. sebagai teladan dalam setiap aktivitas dan
semangat menyebarkan dakwah Islam dengan menciptakan keadilan, persaudaraan dan
cinta kasih sebagaimana yang Rasulullah contohkan. Dengan kita istiqamah
melakukannya, maka kita akan menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi
sesama dan memiliki kemuliaan yang tinggi di sisi Allah.
0 Komentar