Isra’ mi’raj adalah suatu peristiwa amat istimewa dan maha agung karena pada awal surah Allah berfirman diawali dengan kata “Subhana” yang berarti “ Maha Suci” tidak terdapat pada 113 Surat lain dalam Al-Qur'an. Karenanya nyata bahwa peristiwa maha dahsyat ini dapat mewakili pembuktian kecintaan Allah dan kasih-Nya terhadapnya hamba tercnita-Nya Nabi Muhammad SAW sebagai Khatamin Nabiyyin dan klimaksnya daripada bahwa segala syari’at Allah yang dititahkan kepada Muhammad SAW; sholat menempati posisi strategis dan utama, karena di akhirat yang akan dipertanyakan pertama sebelum perintah lainnya adalah sholat. Allah SWT dengan tegas menyatakan pada ayat 1 surat al- isra’ ini tentang kekuasaan-Nya melalui hamba Nya Muhammad dengan peristiwa mi’raj ini, untuk menunjukkan tanda-tanda kesebesaran Nya dengan perjalanan sepertiga malam dari masjidil haram Makkah ke masjidil Aqsha di Palestina dengan kecepatan yang maha dahsyat di luar jangkauan pikiran manusia saat itu.

           Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut Al- Maududi dan mayoritas ulama, Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620- 621 M. Menurut Al- Allamah Al- Manshurfuri, Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 10 kenabian.

            Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun kesepuluh kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam. Jika dipikir menggunakan logika terasa tidak masuk akal, namun umat Islam harus mengimaninya karena terdapat keterangan dari hadits-hadits yang shahih dan juga Al-Qur’an. Pengertian peristiwa Isra Miraj mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa Isra Miraj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung.

             Allah memperlihatkan sebagian tanda- tanda kebesaran- Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da’wah Nabi Muhammad sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para Nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bida melihat bahwa mereka pun mengalami masa- masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da’i, bahwa dalam kesulitan dakwah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.

      Dari peristiwa Isra Mi’raj, kita tentu perlu memahami hikmah dari perjalanan ini. Banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari perjalanan Nabi Muhammad SAW ini. Isra' dan Mi’raj adalah perkara yang sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Al Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar dan tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya.

       Sebelum perjalanan Isra Mi’raj dimulai, Rasulullah SAW terlebih dahulu dibedah hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail untuk selanjutnya dicuci dengan air Zam-zam tiga kali dan isinya hati mulia itu dengan hikmah dan iman. Pembedahan ini dilakukan sebelum memasuki inti cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, untuk selanjutnya diteruskan hingga Sidratul Muntaha. Dari pembedahan hati Nabi Muhammad SAW ini, kamu mendapatkan pelajaran bahwa hati adalah hal terpenting dalam diri manusia.

           Hati merupakan pusat metabolisme keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan sekarang banyak orang hanya mengandalkan otaknya dengan logika dan rasio dan meluapkan peran hati yang sangat penting ini. Padahal berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran sumbernya adalah hati, bukan otak. Hati membawa kita kepada kebaikan universal, sedangkan otak hanya akan mengantarkan kamu kepada kebaikan parsial, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai kepentingan.