"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Qs. Al-Ahzab ayat 56)
Sudahkan
kita mencintai Nabi Muhammad Saw? Bisa saja lisan kita berkata “Ya”, namun hati
dapat berkata sebaliknya. Atau bisa jadi kita berkata ‘Tidak”, namun relung
jiwa berkata sebaliknya. Alangkah baiknya pertanyaan tersebut dijawab oleh hati
terdalam masing-masing. Dan yang paling utama jika jawaban tersebut diwujudkan
dalam bentuk aksi nyata. Namun, hal tersebut berlangsung secara bertahap.
Sebelum
memulai tulisan, ku awali dengan sebuah ayat yang tentunya sudah masyhur bagi
kita semua. Ayat yang terdapat dalam surat al Azhab ayat 56 seringkali dibaca
oleh para penceramah ketika mengakhiri khutbah kedua sebelum sesi berdoa.
Mengapa demikian? Jawabannya sederhana agar para pendengar memahami esensi dari
Sholawat.
Tulisan
ini hanyalah renungan belaka bukan bermaksud untuk menggiring pembaca kepada
diskusi intelektual yang sering menggunakan bahasa menjulang ke langit, namun
hanyalah nasihat bagi diri yang lemah dan hina ini.
Kawan,
ayat di atas berbicara mengenai perintah Allah Swt. kepada seluruh hamba-Nya
untuk memanjantkan Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad Saw. Bukan hanya
hamba-Nya dari kalangan manusia saja yang harus bersholawat, bahkan Allah dan
Malaikat pun turut serta bersholawat dan mengucapkan salam penghormatan kepada
Rasulullah Saw.
Lantas,
Sholawat tu apa sih? Jika dilihat dari segi bahasa Sholawat berarti doa. Tentu
kita sudah tidak asing dengan Sholawat karena hal tersebut lumrah dilakukan
baik dalam Sholat terutama saat Tahiyyat awal dan akhir juga dalam berdoa di
luar Sholat maupun saat pembukaan sebuah ceramah selalu diawali dengan kalimat
tersebut. Kemudian untuk apa kita melakukan hal tersebut? Tentu ini bukan
pertanyaan dengan jawaban sederhana, ini butuh jawaban yang bijak. Akan tetapi
lebih mudahnya adalah kita berdoa untuk Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya
atau Ahlul Bayt juga para sahabatnya. Sehingga dari situ timbullah rasa terima
kasih kita kepada Rasulullah Saw. Beserta keluarganya juga para sahabatnya agar
dapat mengenang perjuangan mereka ketika hidup. Dari sinilah akan timbul pula
rasa kecintaan kita terhadap Rasulullah Saw. Hingga dapat pula mengimani
eksistensi kenabiannya.
Suatu
ketika, tatkala surat al Ahzab ayat 56 diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,
Ka’b ibn ‘Ujroh bertanya kepada Nabi Saw. “Kalau mengucapkan salam
penghormatan, tentu kami sudah mengetahui, lantas bagaimana cara kita
bersholawat kepadamu wahai utusan Allah”. Lalu Nabi Muhammad Saw. Berkata
kepada Ka’b ibn ‘Ujroh “ Katakanlah اللهم صل على محمد وعلى ال محمد, كما صليت على إبراهيم وال إبراهيم,
إنك حميد مجيد. وبارك على محمد وعلى ال محمد كما باركت على إبراهيم وال إبراهيم,
إنك حميد مجيد. “ (Ya Allah curahkanlah
Sholawat kepada Nabi Muhammad beserta keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Kau
curahkan Sholawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, Sungguh Engkau
Maha Terpuji lagi Mulia. Dan berilah keberkahan atas Nabi Muhammad dan keluarga
Nabi Muhammad sebagaimana kau berikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan
keluarga Nabi Ibrahim, Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mulia).
Dialog
di atas terdapat dalam Hadits riwayat Bukhori dan Muslim. Lihatlah redaksi
Sholawat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Mengenai doa atas beliau juga
kepada keluarganya. Dari sini kita mengambil pelajaran bahwa sholawat yang kita
lakukan dalam ibadah Sholat maupun berdoa mengajarakan kepada kita arti sebuah
terima kasih yang besar kepada beliau dan keluarganya karena keberadaan beliau
telah menyinari dunia dengan risalah cintanya yang universal. Bukan hanya
beliau sendiri yang berjuang menegakkan ajaran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, para
keluarga beliau atau Ahlul Bayt pun turut serta berjuang menegakkan risalah
cinta untuk manusia secara global. Kita belajar dari masa lalu untuk kebaikan
di masa depan. Jika para penghuni langit saja bersholawat kepada Nabi Muhammad
Saw., masa kita pelit untuk menggunakan lisan kita? Nah, ini pelajaran penting
bagi semua manusia beriman.
Lalu
dalam Sholawat terdapat pula redaksi
sebagaimana Allah bersholawat kepada Nabi Ibrahim As. Beserta
keluarganya. Hal ini karena kedudukan Nabi Ibrahim As. Yang sangat istimewa
yakni Khalilullah atau kekasih Allah juga bapak Monotheisme atau Tauhid. Nabi
Ibrahim As. Merupakan hamba Allah yang sangat sabar juga taat kepada Sang
Khalik, sehingga karena ketaatan dan sikap pasrah kepada Allah yang sangat
tinggi, maka Allah pun memuliakan beliau dan mengaruniainya keturunan-keturunan
yang Saleh. Nabi Ibrahim As. Memiliki dua anak yakni Ishak dan Ismail
‘Alayhimassalam. Dari keduanyalah turun banyak Nabi salah satunya adalah Nabi
Muhammad Saw. yang merupakan keturunan dari Nabi Ismail As.
Karena
itu, dalam rangka membuktikan Iman kepada para Nabi dan Rasul juga rasa cinta
kepada Nabi Muhammad Saw., mari kita biasakan diri kita selain memuji nama
Allah Maha Luhur, sertakan pula doa dan pujian kepada Nabi Muhammad Saw.
beserta keluarganya dan para sahabatnya dalam bentuk Sholawat. Semoga dengan
ini, kita mendapatkan syafaat Rasulullah Saw. di akhirat kelak dan dapat
berkumpul dengan para Nabi, Rasul, orang saleh, orang jujur, syuhada di surga
Allah nan kekal abadi. Wallahu A’lamu Bish Showab
0 Komentar