Oleh : Jaka Ghianovan

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦

          "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Qs. Al-Ahzab ayat 56)

        Sudahkan kita mencintai Nabi Muhammad Saw? Bisa saja lisan kita berkata “Ya”, namun hati dapat berkata sebaliknya. Atau bisa jadi kita berkata ‘Tidak”, namun relung jiwa berkata sebaliknya. Alangkah baiknya pertanyaan tersebut dijawab oleh hati terdalam masing-masing. Dan yang paling utama jika jawaban tersebut diwujudkan dalam bentuk aksi nyata. Namun, hal tersebut berlangsung secara bertahap.

        Sebelum memulai tulisan, ku awali dengan sebuah ayat yang tentunya sudah masyhur bagi kita semua. Ayat yang terdapat dalam surat al Azhab ayat 56 seringkali dibaca oleh para penceramah ketika mengakhiri khutbah kedua sebelum sesi berdoa. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana agar para pendengar memahami esensi dari Sholawat.

        Tulisan ini hanyalah renungan belaka bukan bermaksud untuk menggiring pembaca kepada diskusi intelektual yang sering menggunakan bahasa menjulang ke langit, namun hanyalah nasihat bagi diri yang lemah dan hina ini.

      Kawan, ayat di atas berbicara mengenai perintah Allah Swt. kepada seluruh hamba-Nya untuk memanjantkan Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad Saw. Bukan hanya hamba-Nya dari kalangan manusia saja yang harus bersholawat, bahkan Allah dan Malaikat pun turut serta bersholawat dan mengucapkan salam penghormatan kepada Rasulullah Saw.

        Lantas, Sholawat tu apa sih? Jika dilihat dari segi bahasa Sholawat berarti doa. Tentu kita sudah tidak asing dengan Sholawat karena hal tersebut lumrah dilakukan baik dalam Sholat terutama saat Tahiyyat awal dan akhir juga dalam berdoa di luar Sholat maupun saat pembukaan sebuah ceramah selalu diawali dengan kalimat tersebut. Kemudian untuk apa kita melakukan hal tersebut? Tentu ini bukan pertanyaan dengan jawaban sederhana, ini butuh jawaban yang bijak. Akan tetapi lebih mudahnya adalah kita berdoa untuk Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya atau Ahlul Bayt juga para sahabatnya. Sehingga dari situ timbullah rasa terima kasih kita kepada Rasulullah Saw. Beserta keluarganya juga para sahabatnya agar dapat mengenang perjuangan mereka ketika hidup. Dari sinilah akan timbul pula rasa kecintaan kita terhadap Rasulullah Saw. Hingga dapat pula mengimani eksistensi kenabiannya.

        Suatu ketika, tatkala surat al Ahzab ayat 56 diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., Ka’b ibn ‘Ujroh bertanya kepada Nabi Saw. “Kalau mengucapkan salam penghormatan, tentu kami sudah mengetahui, lantas bagaimana cara kita bersholawat kepadamu wahai utusan Allah”. Lalu Nabi Muhammad Saw. Berkata kepada Ka’b ibn ‘Ujroh “ Katakanlah اللهم صل على محمد وعلى ال محمد, كما صليت على إبراهيم وال إبراهيم, إنك حميد مجيد. وبارك على محمد وعلى ال محمد كما باركت على إبراهيم وال إبراهيم, إنك حميد مجيد. “ (Ya Allah curahkanlah Sholawat kepada Nabi Muhammad beserta keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Kau curahkan Sholawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mulia. Dan berilah keberkahan atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana kau berikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mulia).

        Dialog di atas terdapat dalam Hadits riwayat Bukhori dan Muslim. Lihatlah redaksi Sholawat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Mengenai doa atas beliau juga kepada keluarganya. Dari sini kita mengambil pelajaran bahwa sholawat yang kita lakukan dalam ibadah Sholat maupun berdoa mengajarakan kepada kita arti sebuah terima kasih yang besar kepada beliau dan keluarganya karena keberadaan beliau telah menyinari dunia dengan risalah cintanya yang universal. Bukan hanya beliau sendiri yang berjuang menegakkan ajaran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, para keluarga beliau atau Ahlul Bayt pun turut serta berjuang menegakkan risalah cinta untuk manusia secara global. Kita belajar dari masa lalu untuk kebaikan di masa depan. Jika para penghuni langit saja bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw., masa kita pelit untuk menggunakan lisan kita? Nah, ini pelajaran penting bagi semua manusia beriman.

           Lalu dalam Sholawat terdapat pula redaksi  sebagaimana Allah bersholawat kepada Nabi Ibrahim As. Beserta keluarganya. Hal ini karena kedudukan Nabi Ibrahim As. Yang sangat istimewa yakni Khalilullah atau kekasih Allah juga bapak Monotheisme atau Tauhid. Nabi Ibrahim As. Merupakan hamba Allah yang sangat sabar juga taat kepada Sang Khalik, sehingga karena ketaatan dan sikap pasrah kepada Allah yang sangat tinggi, maka Allah pun memuliakan beliau dan mengaruniainya keturunan-keturunan yang Saleh. Nabi Ibrahim As. Memiliki dua anak yakni Ishak dan Ismail ‘Alayhimassalam. Dari keduanyalah turun banyak Nabi salah satunya adalah Nabi Muhammad Saw. yang merupakan keturunan dari Nabi Ismail As.

           Karena itu, dalam rangka membuktikan Iman kepada para Nabi dan Rasul juga rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw., mari kita biasakan diri kita selain memuji nama Allah Maha Luhur, sertakan pula doa dan pujian kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya dalam bentuk Sholawat. Semoga dengan ini, kita mendapatkan syafaat Rasulullah Saw. di akhirat kelak dan dapat berkumpul dengan para Nabi, Rasul, orang saleh, orang jujur, syuhada di surga Allah nan kekal abadi. Wallahu A’lamu Bish Showab